Kisah Nabi Muhammad SAW ketika mendapatkan wahyu Allah SWT

Ketika telah dewasa, Nabi Muhammad membantu perekonomian pamannya dengan berdagang barang yang diambil dari seorang janda kaya raya, Siti Khadijah binti Khuwailid.

Rupanya sifat jujur (shiddiq) dan dapat dipercaya (amanah) Nabi Muhammad dalam bekerja tidak hanya memberi pengaruh baik bagi perekonomiannya, namun juga membuat Siti Khadijah terpesona. Dan akhirnya mereka pun mengikat hubungan pernikahan.

Selang beberapa waktu, Nabi Muhammad mendapatkan mimpi tak terduga dimana ia dihampiri oleh Malikat Jibril. Rasulullah SAW tak bisa menghilangkan pikiran tersebut dari kepalanya sehingga beliau memutuskan untuk merenung sejenak di Gua Hira.

Pada saat itu, Malaikat Jibril benar-benar datang menemui Nabi Muhammad untuk menurunkan wahyu Allah SWT yang pertama berupa ayat QS. Al-Alaq 1-5.

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Quran Surat Al-‘Alaq ayat 1-5)

Sejak kejadian itu, Nabi Muhammad mulai melakukan dakwah tersembunyi. Pengikut pertamanya yaitu Abu Bakar Al-Shiddiq, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abu, Ummu Aiman, dan tidak lain tidak bukan adalah istrinya, Siti Khadijah.

Sekian tahun berdakwah secara rahasia, Allah SWT memerintahkan Rasulullah agar kegiatan dakwahnya dilaksanakan terang-terangan. Perintah ini disampaikan melalui salah satu surat Al-Qur’an bernama Al-Hijr ayat 94.

“Maka sampaikan lah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpaling lah dari orang-orang yang musyrik.” (Quran Surat Al-Hijr ayat 94)

Sebagaimana sifat tabligh (menyampaikan) yang dimiliki oleh Nabi Muhammad, beliau pun menuruti suruhan Allah SWT.

Pada tahun ke-11 pimpinan, Nabi Muhammad ditinggalkan selamanya oleh istri tercinta dan juga paman kesayangannya. Rasulullah begitu terpuruk kala itu.

Maka, Allah mengirimkan malaikat Jibril untuk menemani Muhammad melanjutkan perjalanannya dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Perjalanan berikut dikenal dengan sebutan Isra’ Miraj.

Di sini juga terjadi peristiwa penting dimana Nabi Muhammad mendapat perintah bahwa sholat 5 waktu adalah hal yang wajib bagi umat Islam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Data siswa

artikel islami